aksiradio – Kurangnya Pendidikan dalam membina rumah tangga dan cara mengasuh anak menjadi salah satu penyebab Angka stunting di Desa Parungmulya masih tinggi, ditambah tingginya angka remaja putri yang terkena anemia.
Hal tersebut terungkap usai pelaksana Tugas Bupati Karawang melakukan intervensi anak stunting di Desa Parungmulya secara langsung. Selasa (07/11/2023).
Pelaksana Tugas Bupati, Aep Saepulloh menyampaikan jika masih terdapat sebanyak 51 anak yang terkena kasus stunting di Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel.
“Hari ini saya bersama Muspika Kecamatan Ciampel, DPPKB dan Dinas Kesehatan untuk langsung ke sasaran lokasi stunting di wilayah Desa Parungmulya. Di desa ini ada kurang lebih 51 anak stunting. Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh desa ini, salah satunya ada beberapa masyarakat yang tinggal di wilayah Perhutani. Kita akan tetap memberikan asupan makanan bergizi dan makanan tambahan kepada masyarakat tersebut,” ujar Aep yang saat ini menjadi Plt Bupati Karawang.
Ia menambahkan untuk pembangunan rutilahu bagi masyarakat yang menempati tanah perhutani tidak dapat diberikan. Meski begitu ia menegaskan agar bidan desa, kapolsek, camat dan puskesmas dapat melakukan tugas untuk menurunkan angka stunting di desa tersebut.
“Kita tidak terlalu banyak intervensi. Pemerintah daerah tidak dapat membantu pembuatan rutilahu tetapi tentunya besar harapan puskesmas, bidan desa, Kapolsek, pak camat, para pendamping dapat membantu menurunkan angka stunting di desa ini. Mudah-mudahan di tahun 2024 angka stunting dapat menurun 4 sampai 3 persen,” tambahnya
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Sofiah menyampaikan terdapat peran serta dari bidan desa dan para pendamping untuk memberikan edukasi kepada orang tua anak stunting tentang pola asuh. Ia menegaskan agar orang tua dapat memperbaiki pola asuh kepada anak. Ia menambahkan stunting dapat diatasi secara bersama-sama.
“Pola asuh tentunya ada peran serta dari bidan desa dan para pendamping. Harus diberikan edukasi kepada orang tua agar tidak merokok di dalam rumah. Kebiasaan dan pola hidup masyarakat juga harus diubah. Stunting ini harus diatasi dengan cara bersama,” ungkap Sofiah
Nurmala Hasanah, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat menjelaskan dari dinas kesehatan akan menerapkan replikasi pemodelan Desa Tangkas Stunting di Desa Parungmulya. Ia memaparkan akan terdapat pemberdayaan masyarakat, pos gizi terintegrasi di dalam replikasi tersebut. Selanjutnya terdapat pula aplikasi yang memantau jumlah stunting.
“Kita lihat faktor penyebab stunting itu dari pola asuh, kita harus memberikan edukasi yang lebih kepada masyarakat tentang pola asuh yang terbaik kepada balita stunting. Di Desa Parungmulya kita sudah membuat replikasi pemodelan Desa Tangkas Stunting. Kegiatannya berupa pemberdayaan masyarakat, pos gizi terintegrasi dan kita juga punya aplikasi yang dapat memantau jumlah stunting di desa ini,” jelasnya.
Di dalam pos gizi terintegrasi berisi tentang pemberian pemeriksaan bagi ibu hamil, anak balita selain itu ada juga pemeriksaan bagi remaja putri yang menjadi sasaran.
“Pemberdayaan masyarakat, sudah dilaporkan dan dilakukan survey ke lapangan, sudah dilakukan musyawarah desa juga. Pos gizi terintegrasi sebenarnya posyandu seperti biasa yang kita integrasikan, sasaran bukan hanya ibu hamil dan balita saja namun ada juga sasaran remaja putri. Kita membuat pos atau dapur untuk diberikan cara memasak yang baik dan benar, memberikan edukasi tumbuh kembang anak melalui alat-alat, edukasi pola asuh anak juga kita berikan,” imbuhnya.
Bagi remaja putri diberikan pemeriksaan Hb selanjutnya di berikan tablet tambah darah. Kemudian dinas kesehatan akan melakukan pemantauan terhadap remaja putri.
“Remaja di desa ini kurang lebih 60 persen mengalami anemia, kalau kita lihat dari data di Kabupaten tahun kemarin remaja putri kelas 7 dan 10 di seluruh Kabupaten Karawang ada 59 persen memang anemia. Kita akan cek Hb nya lalu kita berikan tablet tambah darah dan kita pantau waktu minumnya. Kita juga memberikan informasi terkait pola makan yang baik untuk remaja putri, minum satu tablet tambah darah setiap satu minggu sekali secara wajib,” jelas Nurmala.






